Selasa, 07 Desember 2010

Penguatan (Hardening) Pada Bibit Jabon



Hardening Bibit Jabon

Membuat bibit Jabon bisa dibilang gampang-gampang susah, susahnya pada saat penyemaian benih menjadi semai (proses pengecambahan). Proses pengecambahan merupakan proses yang paling sulit karena bibit semai hasil pengecambahan persentasenya sangat kecil. Jumlah 1 gram benih Jabon kira-kira 1.000 biji sedangkan yang jadi bibit hanya 100 sampai 500 bibit sehingga persentase hanya 10%-50% saja. Untuk orang yang belum berpengalaman persentase jadi bibit bahkan jauh lebih kecil lagi.
Pada waktu semai Jabon dipindah dari bedeng tabur ke bedeng semai (ke media polybag) dan bibit telah setinggi 5-10 cm merupakan proses pembesaran yang sangat cepat. Dalam waktu 1 bulan kemudian bibit akan tumbuh menjadi setinggi 30-40 cm.
Kendala yang dihadapi akibat percepatan pertumbuhan bibit tersebut yaitu apabila bibit tidak segera ditanam maka bibit di persemaian akan menjadi sangat rapat dan dapat mengakibatkan:
  • Banyak bibit yang tertutup oleh bibit lain sehingga akan kerdil
  • Akar cepat menembus polybag ke tanah
  • Batang akan menjadi lemas dan lembek karena batang banyak mengadung air
  • Saat dipindah ke lahan penanaman bibit rawan patah
  • Setelah ditanam di lahan penanaman bibit akan layu, mengering dan mati.
Untuk mengatisipasi hal tersebut maka diperlukan proses penguatan batang bibit Jabon (hardening). sehingga akan dihasilkan bibit yang kuat, tahan kering dan tidak mudah patah. Proses penguatan tersebut tidaklah sulit, yang dilakukan hanyalah melakukan pemotongan akar yang keluar dari polybag dan memotong sebagian besar daun sehingga hanya tersisa tunas dipucuk bibit saja.

Proses hardening bibit Jabon

Manfaat dari hasil penguatan bibit Jabon yaitu:
  • Batang bibit menjadi keras dan kaku
  • Batang tidak mudah patah
  • Melatih bibit untuk dapat bertahan disaat lahan kering
  • Dapat dianggap sebagai penjarangan di persemaian sehingga bibit menjadi tidak rapat.

Rabu, 10 November 2010

Samama si Jabon Merah (Anthocepalus macrophylus)


Jabon Merah (Samama) merupakan salah satu andalan tanaman yang tumbuh cepat (fast growing species) di Sulawesi dan Maluku. Tinggi tanaman mencapai 40 meter dengan batang bundar dan tegak lurus dengan lingkar batang mencapai 150 cm (diameter 40-50 cm). Samama merupakan tanaman pioner yang toleran cahaya sehingga dapat hidup dibawah naungan sekalipun. Dapat hidup di ketinggian 100-1000 mdpl dan yang terpenting adalah tanaman ini siap panen pada umur 6 sampai 10 tahun.
Perbedaan warna daun bibit Jabon Putih dan Jabon Merah

Pada umur 10 tahun rata-rata volume dalam satu pohon adalah 0,8 - 1,0 m3 bahkan bisa lebih untuk perawatan maksimal. Samama mampu berkembang biak secara dominan. Perbanyakan dapat dibuat dengan cabutan/anakan di hutan, untuk membuat bibit dalam jumlah besar bisa dengan menyemaikan biji. Menurut pengalaman kami dalam penaburan 200 gram saja bisa menghasilkan 100.000 bibit.
Pohon Samama yang masih berdiri tegak

Hasil pengujian di laboratorium berat jenis (density) Samama adalah 0,44 – 0,51 atau sedikit lebih tinggi diatas Jabon Putih. Warna kayu adalah kemerah-merahan menyerupai kayu meranti dari Kalimantan.
Log Samama hasil panen

Keunggulan Samama:

  • Kemampuan menahan dan menyimpan air sangat tinggi sehingga cocok untuk menahan tanah dari bahaya erosi
  • Mampu menghasilkan oksigen dalam jumlah besar
  • Dapat dibuat veneer dengan standar pasar Timur Tengah, Korea Selatan, Eropa dan Amerika Serikat
  • Dapat dibuat veneer untuk Face-Back pada produk plywood menggantikan meranti dan kayu alam lainnya
  • Log dapat dikupas dengan rotary sederhana (Cina), konvensional (Uroko Jepang) dan digital (Finlandia) dan menghasilkan veneer kualitas prima
  • Dapat dipakai untuk perkakas rumah tangga, bahan bangunan dan pertukangan
  • Pengolahan veneer untuk plywood tidak ada masalah saat proses di hot press, cold press sampai finishing.
  • Kualitas kayu samama jauh lebih baik daripada sengon dan benuang
Manfaat lain dari Samama:

Selain diambil kayunya, kulit kayu Samama dapat dipakai obat yang berkhasiat untuk:

  • Penambah stamina
  • Mengurangi rasa lelah
  • Penurun kolesterol
  • Penyubur kandungan
Cara mengolah untuk obat:
  • Kulit kayu Samama dicuci bersih kemudian dipotong 1 x 3 cm lalu dijemur sampai kering
  • Jika ingin digunakan ambil 5-7 potong kemudian diseduh dengan air mendidih 1 gelas
  • Biarkan sampai hangat
  • Diminum pagi atau sore setelah makan

Irisan kayu Samama

(Sumber: Dishut Halmahera Tengah, lab. R&D dan sumber lain)


Kamis, 07 Oktober 2010

Sosis Bibit Jabon (Anthocephalus cadamba)


Tanaman Jabon sejak 3 tahun terakhir ini sedang marak dibicarakan banyak orang. Selain karena harganya kayunya mahal, cepat tumbuh juga karena tanaman ini bebas dari penyakit rust gall/rust fungi yang biasanya menyerang tanaman Sengon laut. Kenapa Jabon begitu banyak peminat? Untuk mengetahui profil pohon Jabon bisa dilihat di blog ini.


Estimasi jumlah tanaman Sengon dan Jabon di Pulau Jawa saat ini dan pemakaiannya lihat tabel di bawah.


* Estimasi jumlah berdasarkan distribusi bibit dan jumlah persemaian di masing-masing.
Dengan semakin banyaknya permintaan pabrik pengolahan kayu untuk bahan baku industri saat ini, maka pemilik lahan, petani dan investor mulai menanam Jabon secara besar-besaran. Tidak perduli jarak puluhan bahkan ratusan kilometer jauhnya dengan lokasi pabrik maka para penanam mencari lahan yang bisa ditanami Jabon. Untuk kebutuhan bibit mereka akan membeli dengan harga Rp.1.000,00-1.500,00 per polibag dari pedagang, tetapi untuk jumlah besar akan lebih efisien kalau membuat bibit sendiri dengan lokasi persemaian dekat dengan lokasi tanam.
Kendala yang dihadapi oleh petani adalah harga bibit, jika pengambilan sedikit maka ongkos kirim akan besar, jika membat bibit sendiri maka resiko persentase jadi bibit sangat kecil karena membuat bibit Jabon lebih sulit dibanding jenis lain dan karena kurangnya pengalaman petani/investor.
Usaha yang dilakukan untuk menekan biaya produksi bibit ialah dengan membeli bibit Jabon dalam bentuk sosis. Apa itu bibit dalam bentuk sosis? Disebut demikian karena memang bibit ini memiliki ukuran polybag yang kecil karena memakai plastik untuk es lilin sehingga besarnya sebesar sosis. Lalu bagaimana dan untuk apa sosis bibit Jabon dibuat?
Sosis bibit Jabon dibuat untuk:
  1. Efisiensi biaya pengiriman jarak jauh
  2. Kepastian persentase hidup tinggi
  3. Waktu pembuatan bibit siap tanam lebih cepat 2 bulan
  4. Harga bibit relatif murah
Yang dilakukan setelah membeli sosis bibit Jabon adalah dengan mengganti plastik kecil kedalam polybag besar dan merawat bibit sampai 2 bulan berikutnya. Setelah bibit mencapai tinggi 30 cm maka bibit Jabon siap dipindahkan ke lapangan.
sosis bibit jabonSosis bibit Jabon siap kirim untuk dipindah ke polybag besar


sosis bibit jabon besar
Sosis bibit Jabon setelah dipindah ke polybag besar siap tanam


Jumat, 27 Agustus 2010

JABON (Anthocephalus cadamba)

tanaman jabon Tanaman Jabon umur 1 tahun milik petani di Malang Jawa Timur

Nama Ilmiah: Anthocephalus chinensis (Lamk), Anthocephalus cadamba Miq. Family: Rubiaceae. Nama Lokal: Jabon, Kelampeyan, Kelampaian, Kelampayan, Samama. Daerah penyebaran: Seluruh Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Seluruh Sulawesi, NTB, Irian Jaya.
Habitus: Tinggi pohon mencapai 45 m, bebas cabang 30 m, diameter sampai 160 cm, batang lurus silindris, tajuk tinggi dan cabang mendatar, tinggi banir sampai 1,5 m, kulit luar warna kelabu-coklat sampai coklat, sedikit beralur dangkal.
pohon jabonPohon Jabon berumur 3 tahun dengan diameter 25 cm di lahan yang optimal

Warna: Kayu teras berwarna putih semu kuning muda, lambat laun menjadi kuning semu gading, kayu gubal tak dapat dibedakan dari kayu teras. Tekstur: Tekstur kayu agak halus sampai agak kasar, arah serat lurus, kadang-kadang agak berpadu. Permukaan licin atau agak licin, permukaan kayu jelas mengkilap atau agak mengkilap.
Pori bergabung 2-3 dalam arah radial, jarang soliter, diameter 130-220 µ, frekuensi 2-5 per mm2. Parenkim agak jarang, dapat dilihat dibawah loupe 10x seperti garis-garis pendek yang tersebar, seringkali 2-3 garis bersambungan dalam arah tangensial diantara jari-jari dan bersinggungan dengan pori, atau membentuk garis-garis panjang yang halus dan merupakan jaringan seperti jala dengan jari-jari. Panjang serat 1.979 µ dengan diameter 54 µ, tebal dinding 3,2 µ dan diameter lumen 47,6 µ.
Berat jenis: 0,42 (0,29 – 0,56), Kelas kuat: III-IV, penyusutan sampai kadar air 12% adalah 3,0% (R) dan 6,9% (T).
Termasuk dalam kelas awet V, daya tahan terhadap rayap masuk kelas II, daya tahan terhadap jamur kelas IV-V.
Mudah untuk venir tanpa perlakuan dengan sudut kupas 92o tebal venir 1,5 mm. Perekat denga urea-formaldehida yang masuk standar Indonesia, Jepang dan Jerman.
Kegunaan: Untuk korek api, peti pembungkus, cetakan beton, mainan anak, pulp, konstruksi darurat ringan.
Tempat tumbuh: Umumnya tumbuh di tanah aluvial lembab dipinggir sungai, peralihan rawa dan tanah kering kadang tergenang air, hidup baik di tanah liat, lempung podsolik coklat, tanah tuf halus atau lempung. Jenis ini perlu iklim basah hingga kemarau, curah hujan A-D, dataran rendah sampai 1000 mdpl.
Pada bekas tebangan, sarad atau ladang, termasuk pohon pionir yang dapat membentuk kelompok hutan alam murni pada tempat yang bebas persaingan cahaya. Perbanyakan dengan biji disemaikan dulu, dipindah di persemaian sampai 20-30 cm baru ditanam. Dapat pula dibuat dari stump, jarak tanam 2 x 3 m, umur 3 tahun perlu penjarangan.
bibit jabonPersemaian Jabon, umur 4 bulan bibit siap ditanam dengan tinggi 30-40 cm

Pohon berbuah bulan Juni-Agustus, biji kering udara 18-26 juta butir/kg, jumlah buah 33 butir/kg. Buah yang besarnya sedang bisa menghasilkan 8.300 pohon. Biji bisa tahan simpan sampai 1 tahun.
Hama & Penyakit: Tanaman muda bisa dimakan rusa dan banteng, serangga dan jamur Gloeosporium anthocephali yang menyebabkan mati pucuk.
Dalam 3 tahun terakhir ini penanaman Jabon sedang jadi trend. Dalam hitungan ekonomis penanaman Jabon seluas 1 ha selama 6 - 7 tahun akan menghasilkan 125 - 150 juta rupiah.

SENGON LAUT (Paraserianthes falcataria)


Nama Botanis: Paraserianthes falcataria (L), Famili Mimosaceae. Nama Daerah: Jeungjing, sengon laut (Jw); tedehu pute (Slw): rare,selawoku,selawaku merah, seka, sika, sika bot, sikas, tawa sela (Mlk); bae,bai, wahogon, wai,wikkwie (IJ). Daerah Penyebaran : Seluruh Jawa, Maluku, Sulawesi Selatan, Irian Jaya.
Habitus: Tinggi pohon sampai 40m dengan panjang batang bebas cabang 10 – 30 m, diameter sampai 80 cm, kulit luar berwarna putih atau kelabu, tidak beralur, tidak mengelupas, tidak berbanir.


sengon laut
Pohon Sengon umur 6 tahun

Warna kayu: Kayu teras berwarna hampir putih atau coklat muda. Warna kayu gubal umumnya tidak berbeda dengan warna kayu teras. Tekstur kayu: Kayu agak kasar dan merata. Berat Jenis: 0,33 (0,24 – 0,49). Penyusutan: Penyusutan sampai kering tanur 2,5 % (R) dan 5,2 % (T). Keawetan: termasuk kelas awet IV/V. Daya tahannya terhadap rayap kayu kering termasuk kelas III, sedangkan terhadap jamur pelapuk kayu termasuk kelas II-IV. Berdasarkan percobaan kuburan jenis kayu ini termasuk kelas awet IV–V.
Kegunaan: Sebagian besar oleh penduduk Jawa Barat digunakan untuk bahan perumahan (papan, balok, tiang, kaso, dsbnya). Selain itu dipakai untuk pembuatan peti, veneer, pulp, papan semen wol kayu, papan serat, papan partikel, korek api (tangkai & kotak), kelom dan bakar. Dahulu di Maluku dipakai sebagai perisai karena ringan, liat serta sukar ditembus senjata.
Tempat tumbuh: Dapat tumbuh pada tanah yang tidak subur dan agak sarang, tanah kering maupun becek agak asin. Tanaman muda tahan kekurangan zat asam sampai 31,5 hari. Menyukai iklim basah sampai agak kering, pada dataran rendah hingga ke pegunungan sampai ketinggian 1500 m dpl.
Permudaan alam jarang bisa terjadi, karena bijinya sukar tumbuh jika tidak diberi perlakuan pendahuluan. Sebelum disemaikan biji harus disiram dengan air mendidih dan dibiarkan terendam selama 24 jam, sehingga daya kecambahnya dapat mencapai 75 – 90 %. Setelah berumur 2-3 bulan anakan dapat ditanam dilapangan, pemindahan sebaiknya dilakukan pada musim hujan. Anakan yang berumur lebih dari 3 bulan harus ditanam dalam bentuk stump dengan jarak tanam 3m x 2m. Batang stup dianjurkan berukuran panjang 5-20 cm dengan diameter 0,5-2,5 cm dengan panjang akar 20 cm.
bibit sengon
Bibit Sengon umur 3 bulan siap ditanam dengan tinggi 30-40 cm

Sengon umumnya berbuah pada bulan Juni – Desember. Buah polong terbuka jika sudah masak dan kering, sehingga bijinya terlempar. Biji yang dikeringkan udara selama 10 – 15 hari dapat disimpan dalam wadah kaleng tertutup selam kira-kira 1 tahun. Biji yang tidak dikeringkan dan disimpan dengan baik, setelah 14 hari daya kecambahnya dapat turun sampai 20 %. Jumlah biji kering udara 40.500 butir per kg atau 36.000 butir per liter.
Hama Penyakit: Tanaman dengan stump akan mudah diserang rayap. Pohon dewasa dapat diserang boktor (Xystocera festiva Pasc), Jamur akar merah (Ganoderma pseudoferum Murr.) dan ulat daun (Terias phatephila Btlr).

Selasa, 27 Juli 2010

GMELINA (Gmelina arborea)

Pohon Gmelina umur 6 tahun diameter 25 cm

Nama botani : Gmelina arborea Roxb. Famili Verbenaceae. Nama daerah: Gmelina, Gamalina, Jati Putih, Jati Bodas. Gmelina terdiri dari 33 jenis tersebar dari Pakistan dan India, Srilanka, Asia Tenggara sampai Australia. Ada 12 jenis di Asia Tenggara. Gmelina adalah jenis yang paling dikenal terutama di Asia Tenggara untuk penanaman pohon fast growing.

Pada umur 20 tahun tinggi pohon dapat mencapai 30 m, diameter 30 cm, pada usia tua bisa mencapai 140 cm, bentuk batang silindris, tidak berbanir, tajuk membulat.

Kayu teras berwarna abu-abu muda keputih-putihan atau kekuning-kuningan

Berat jenis Gmelina adalah 0,41 ; kelas kuat III dan keawetan gmelina termasuk kelas awet V.

Kayu Gmelina dipakai untuk berbagai keperluan khususnya untuk bahan kontruksi, pertukangan, packing, furniture, pulp dan venir. Selain itu juga untuk flooring, alat musik, korek api, partikel board dan bahan bodi kendaraan.

Silvikultur :
Gmelina dapat tumbuh baik di daerah dengan musim kemarau yang basah maupun kering, yaitu pada tipe curah hujan A sampai D. Jenis ini tumbuh pada tanah yang agak liat dan kurus dengan ketinggian sampai 1000 mdpl.

Permudaan dilakukan secara buatan dengan bibit yang berasal dari penyemaian biji. Jarak tanam 2.5m x 2.5m.

Pada umur umur 3-4 tahun bisa berbunga dan berbuah 2-3 bulan dapat berbuah sepanjang tahun. Jumlah biji per kg adalah 2.500. Tes kemampuan tumbuh adalah 65% - 80%. Penyimpanan biji bisa tahan sampai dengan 3 tahun.
Tanaman Gmelina
Tamanan Gmelina umur 1 tahun (untuk peneduh depan rumah)
Hama di lapangan ada kumbang Xylotrupes gideon, Calopepla leayana. Cendawan madu (Armillaria melea Quel.) pembusuk akar, jamur Ceratocystis fimbriata, Ganoderma colossum Gnomonia.
Cara membuat bibit Gmelina:
  1. Pilih benih yang unggul dan baik kualitasnya, tidak busuk dan bila dipecah bijinya maka 3 kandung lembaga masih hijau.
  2. Buat bedeng tabur berisi pasir hitam yang sudah diayak dan dicuci bersih. Bagian atasnya beri penutup dari sarlon/waringnet atau sobekan karung bekas pupuk untuk menjaga kelembaban.
  3. Buat bedeng sapih berisi polybag dengan media pasir dan pupuk kandang 3 : 1
  4. Hamparkan benih diatas plesteran semen atau keramik dan jemur dalam terik matahari selama 3 hari
  5. Rendam dalam bak berisi air dingin selama 1 malam
  6. Tabur benih yang sudah direndam diatas media bedeng tabur yang sudah disiapkan
  7. Tutup dengan pasir hitam kembali sampai benih tidak terlihat
  8. Siram dengan sprayer atau dengan percikan air secukupnya selama 7 hari
  9. Benih akan tumbuh menjadi kecambah siap sapih ke polybag.
  10. Siram air secukupnya sampai umur 3 bulan
  11. Bibit Gmelina siap ditanam di lahan penanaman.