Nama Ilmiah: Anthocephalus chinensis (Lamk), Anthocephalus cadamba Miq. Family: Rubiaceae. Nama Lokal: Jabon, Kelampeyan, Kelampaian, Kelampayan, Samama. Daerah penyebaran: Seluruh Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Seluruh Sulawesi, NTB, Irian Jaya.
Habitus: Tinggi pohon mencapai 45 m, bebas cabang 30 m, diameter sampai 160 cm, batang lurus silindris, tajuk tinggi dan cabang mendatar, tinggi banir sampai 1,5 m, kulit luar warna kelabu-coklat sampai coklat, sedikit beralur dangkal.
Warna: Kayu teras berwarna putih semu kuning muda, lambat laun menjadi kuning semu gading, kayu gubal tak dapat dibedakan dari kayu teras. Tekstur: Tekstur kayu agak halus sampai agak kasar, arah serat lurus, kadang-kadang agak berpadu. Permukaan licin atau agak licin, permukaan kayu jelas mengkilap atau agak mengkilap.
Pori bergabung 2-3 dalam arah radial, jarang soliter, diameter 130-220 µ, frekuensi 2-5 per mm2. Parenkim agak jarang, dapat dilihat dibawah loupe 10x seperti garis-garis pendek yang tersebar, seringkali 2-3 garis bersambungan dalam arah tangensial diantara jari-jari dan bersinggungan dengan pori, atau membentuk garis-garis panjang yang halus dan merupakan jaringan seperti jala dengan jari-jari. Panjang serat 1.979 µ dengan diameter 54 µ, tebal dinding 3,2 µ dan diameter lumen 47,6 µ.
Berat jenis: 0,42 (0,29 – 0,56), Kelas kuat: III-IV, penyusutan sampai kadar air 12% adalah 3,0% (R) dan 6,9% (T).
Termasuk dalam kelas awet V, daya tahan terhadap rayap masuk kelas II, daya tahan terhadap jamur kelas IV-V.
Mudah untuk venir tanpa perlakuan dengan sudut kupas 92o tebal venir 1,5 mm. Perekat denga urea-formaldehida yang masuk standar Indonesia, Jepang dan Jerman.
Kegunaan: Untuk korek api, peti pembungkus, cetakan beton, mainan anak, pulp, konstruksi darurat ringan.
Tempat tumbuh: Umumnya tumbuh di tanah aluvial lembab dipinggir sungai, peralihan rawa dan tanah kering kadang tergenang air, hidup baik di tanah liat, lempung podsolik coklat, tanah tuf halus atau lempung. Jenis ini perlu iklim basah hingga kemarau, curah hujan A-D, dataran rendah sampai 1000 mdpl.
Pada bekas tebangan, sarad atau ladang, termasuk pohon pionir yang dapat membentuk kelompok hutan alam murni pada tempat yang bebas persaingan cahaya. Perbanyakan dengan biji disemaikan dulu, dipindah di persemaian sampai 20-30 cm baru ditanam. Dapat pula dibuat dari stump, jarak tanam 2 x 3 m, umur 3 tahun perlu penjarangan.
Pohon berbuah bulan Juni-Agustus, biji kering udara 18-26 juta butir/kg, jumlah buah 33 butir/kg. Buah yang besarnya sedang bisa menghasilkan 8.300 pohon. Biji bisa tahan simpan sampai 1 tahun.
Hama & Penyakit: Tanaman muda bisa dimakan rusa dan banteng, serangga dan jamur Gloeosporium anthocephali yang menyebabkan mati pucuk.
Dalam 3 tahun terakhir ini penanaman Jabon sedang jadi trend. Dalam hitungan ekonomis penanaman Jabon seluas 1 ha selama 6 - 7 tahun akan menghasilkan 125 - 150 juta rupiah.