Pernahkah ada yang mencoba menanam Meranti di Jawa? Pertanyaan ini mungkin pernah terpikirkan oleh para pakar dan profesor kehutanan kita di Jawa. Beberpa tahun yang lalu kami pernah datang ke Fakultas Kehutanan UGM. Pada waktu itu memang sedang ada keperluan uji kayu lokal mengenai potensi untuk dikembangkan di Jawa.
Kami ditemui oleh dosen peneliti dari Fahutan (Sayang lupa Bapak siapa namanya) yang saat itu sedang penelitian Meranti. Setiap bulan tanaman Meranti yang ada di halaman kampus Fahutan diukur lilit dan tingginya hingga bertahun-tahun. Alhamdulillah ternyata yang diharapkan Pak Dosen terkabul ada pohon Meranti Merah yang ditebang entah karena roboh atau sedang ada pengembangan kampus.
Manfaat apa yang diperoleh dengan adanya penebangan Meranti tersebut? ternyata diketahui bahwa lingkaran tahun yang tergambar dalam batang kayu Meranti itu dengan jelas menunjukkan bahwa dengan umur yang relatif singkat ± 15 tahun (untuk kelas meranti) telah memiliki diameter sekitar 20-25 cm.
Pada tahun 2004 kami menanam beberapa jenis pohon Dipterocarpaceae (Diantaranya Meranti Merah, Meranti Putih, Keruing dan Gaharu) di Jember dengan bibit dari Lampung. Pada tahun 2010 telah kita ukur dan foto ternyata memang sangat memungkinkan untuk mencapai diameter tersebut karena dengan umur 4 tahun saja tanaman kami sudah memiliki diameter ± 7-8 cm.
Jadi jika ada pengusaha atau perusahaan tanaman kehutanan yang membutuhkan bahan baku Meranti akan sangat memungkinkan untuk ditanam di Jawa, tentunya dengan teknik budidaya yang intensif. Semoga informasi ini bisa membantu.